MALIQ & D’ Essentials yang Ternyata Tidak Berbohong mengenai arti Esensials pada Namanya

20 Tahun mungkin bukan waktu yang pendek bagi umur seorang manusia. Namun apabila sebagai umur dari sebuah Band? Itu fantastis. Dan… Majis. Biar kuartikan nanti mengapa kukatakan majis
Maliq D’Essentials merayakan hari terakhir genap 2 dekade umurnya (tepat satu hari sebelum berumur 21 Tahun) dengan mengundang 14.000 penonton-padat untuk menghadiri Gate H JiExpo Kemayoran, Jakarta. Berjanji akan menyajikan atraksi melalui anak-anak karyanya, dijamin akan menghibur para tamu undangannya
Memulai dengan membuka pemesanan tiket pada 7 Maret 2023. Dalam beberapa jam — mungkinkah menit? Habis!

Tak diberi celah untuk bisa memenangkan tiket saat itu. Tak jadi masalah. Nurani berkata, Maliq berisikan orang-orang soleh yang akan membuka kuota kembali atau dan juga akan banyak kesempatan untuk bisa mendapatkan Tiket perayaan Ulang Tahun ke-20 mereka.
Iya. Maliq menambahkan kuota untuk konsernya. Memang soleh. Tapi aku yang (belum) soleh, lagi-lagi kecolongan untuk bisa mendapatkan tiketnya. Entah kategori Free Your Mind atau Musik Pop, tak kudapati dua kategori itu.
1st? Hahaha. Aku tak pernah merasa se pasrah ini dalam hidup. Mana mungkin bisa menyaingi tangan-tangan leluhur D’Essentials dengan aku si hasil Baby Boomer Untitled? Mencoba untuk mendapatkan Golden Ticket konser ini? Ada batasnya manusia bermimpi, lho.
Nah, ini bagian majisnya.
Hari Jumat, 5 Mei 2023. Pophariini mengadakan ‘Kuiz’ yang kurasa lebih pantas dikatakan sebagai ‘Assesment’ Essai 1000 kata dengan Tema ’20 Tahun Maliq dalam hidupku’ (Kurang lebih seperti itu) yang akhirnya kuambil sebagai bentuk ikhtiar demi bisa menjadi salah satu saksi dari Konser ini.
Tentu, aku tak begitu banyak berharap pada ‘undian’ ini. Sehingga hanya mampu menulis semampu-ku dengan menorehkan pandangan-pandangan transparan pada Maliq.
Kurang lebih setelah menulis selama dua setengah jam di Starbucks Dipatiukur, Bandung. Aku akhirnya membungkus dan mengirimkan asesmen ini ke kanal artikel Pophariini. Bismillah.
Tidak ada keterangan kapan pemenang asesmen ini akan diumumkan. Yasudahlah ya. Berharap mukjizat masih berlaku di era modern. Ku lewati hari dengan bekerja tanpa pengharapan.
Sampai akhirnya tiba-tiba pada sekitar pukul 8 Mei 2023 jam 20.00 Aku mendapatkan notifikasi dari Instagram Pophariini :

Shock. Tidak bisa berkata-kata. Aku hanya menutup mulut dan berkali-kali memastikan bahwa Pophariini tidak salah nama.
“ALHAMDULILLAH YA ALLAH AKHIRNYA”
14 Mei 2023, JiExpo Kemayoran Gate H.
Setelah melewati rangkaian kegiatan Soundcheck dan Meet&Greet bersama anggota Maliq. Akhirnya aku beristirahat dekat dengan Entrance Gate sambil melahap makan siang yang disediakan oleh Pophariini.
Bahkan ketika konser nya belum mulai sekalipun. Aku sudah senyum-senyum sendiri karena sudah bertemu dan bercengkrama dengan para personil Maliq yang ternyata ramah sekali,
Padahal aku pun yakin, mereka sama deg-degannya seperti dengan para D’Essentials yang sudah hadir.
Tak hanya itu, aku pun senang karena sudah mendapat ‘bocoran’ setlist yang akan ditampilkan di konser nanti. Saat Soundcheck Experience tadi, ada beberapa track yang tak pernah dibawakan sebelumnya. Seperti : Sesuatunya, Bagaimana Kutahu, Luluh, dan tentu aja Semoga
Apakah aku hafal semua lagu itu? Tentu tidak.
Tapi, Aku familiar dengan lagu-lagu itu. Aku bisa mengetahui alur lirik dan nada yang dibawakan. Seakan sudah pernah mendengar lagu itu sebelumnya (Yang mana Aku hanya hafal lagu ‘Bagaimana Kutahu’ karena menjadi soundtrack salah satu iklan FnB.)
Menurutku meskipun genre setiap lagu yang dibawakan Maliq itu memiliki keragaman perbedaan, namun kita tetap bisa menarik benang merah identitas dari Maliq itu sendiri. Menurutku itu majis. Karena mungkin ‘benang merah’ itu sudah tersambung dibawah alam sadar Maliq sendiri ketika menyusun setiap lagu-lagunya.
Aku setuju mengenai nilai esensi yang terdapat pada nama Maliq. Idealis tidak perlu serupa dan sama. Tapi idealis itu soal nyawa, esensi, perasaan, enerji, rana, palet, dan lain banyaknya komponen identitas yang bisa dirasakan.
Konser dimulai pukul 19.30 WIB. Diawali dengan countdown dari Tahun 2002–2022 dan juga menampilkan Cover Album dari 1st hingga Raya. Lalu diakhiri dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya bersama.
Lalu terdengar gemuruh saat setiap personil mulai memasuki area Stage. Hingga akhirnya terdengar lagu U&I sebagai intro instrument konser pada malam itu. Dan dilanjut dengan Dunia Sekitar sebagai punggawa pembuka setlist,
Kurang lebih begini urutan setlist pada malam itu : https://music.apple.com/id/playlist/konser-20-tahun-maliq/pl.u-38oWXm8CPaeoN58
Malam itu aku tak begitu banyak mendokumentasikan melalui kamera tentang hebatnya seluruh rekan Maliq D’Essentials dalam menyampaikan pesan yang ingin mereka sampaikan,
Entah bagaimana seakan aku tersihir selama konser berlangsung. Setiap perasaan yang dibawakan lantas menguasai kontrol sekrup tubuh. Bila dentuman drum Widy menggebuk lebih cepat, lantas tubuh kerap tak bisa berhenti bergerak.

Namun bila keyboard Ilman sudah beralih menjadi gitar dan petikan Bass Jawa juga Gitar Lale sudah kian melambat, menyihir mata sendu untuk ikut berperan dan menaruh jiwa dalam air tenang tanpa decak.

Entah kontras yang lahir antara ‘Idola’ dengan ‘Drama Romantika’ adalah kengerian yang sesungguhnya. Bagaimana bisa mata sembap dan pengap lantas beralih fungsi menjadi kumpulan engsel-engsel yang bergoyang. Benar-benar ngeri.
Ditutup dengan ‘Menari’ maka berakhir sudah rangkaian Konser 20 Tahun Maliq D’Essentials. Ada cuplikan-cuplikan dibalik layar yang memperlihatkan bagaimana Maliq dan segenap rekannya mempersiapkan kisah manis 20 Tahun naik turun karir dan hubungannya untuk bisa dinikmati selama kurang lebih 3 jam oleh para saksi perjuangan mereka.
Tak hanya penggemar.
Tapi keluarga, teman, rekan, hingga mungkin para security yang menjaga kegiatan saat itu pun sama tersihirnya dengan ahli sihir dari Tangsel itu. Konon katanya, sihirnya tidak berhenti di JiExpo Kemayoran?
Kita doakan saja semoga ada beberapa Kota lainnya yang turut bisa merasakan majisnya malam itu, ya? Aamiin.



“Pingin ngebawa kesan : Emang cuman Maliq.” — Mas Jawa, pada interview GenFM untuk publikasi konser
Benar. Akurasi Mas Jawa yang nyaris tak pernah meleset. Memang cuman Maliq yang bisa membuat konser se-megah tetapi tetap menjaga rasa intimate yang dimiliki oleh Maliq.
Dan tak harus bisa hafal semua lagu pada Malam itu untuk bisa merasakan dan mengikuti alur konser. Seakan semua bisa ikut tenggelam dalam makna konser itu.
Terima kasih, segenap Maliq D’Essentials dan rekan-rekan partner yang turut mewujudkan momentum bahagia ini.
Lekas, bahagia ini akan abadi bekasnya, akan sukar hilang. Momentumnya akan selamanya hidup. Dan kujanjikan akan terkenang abadi di hati setiap yang mendengarkan.
Kebanggaan untuk bisa menjadi saksi umur-mu yang sama tuanya dengan-ku, Maliq. Tetap idealis dan tetap dinamis. Seperti yang Widi bilang pada salah satu interview, bahwa Idealis tak harus sama. Idealis adalah konsep. Dan kalian membuktikan itu semua.
Sampai bertemu lagi, Maliq!